4.24.2011

Dimana Tuhan?

Seorang professor filosofi yang atheis berbicara dalam kelasnya mengenai ilmu pengetahuan & Tuhan. Dia bertanya pada salah seorang mahasiswa baru.
Prof : Ilmu Pengetahuan menyebutkan bahwa kamu mempunyai 5 indera yang dipakai untuk mengetahui & mengamati lingkungan sekitarmu. Katakan padaku nak, pernahkah kamu melihat Tuhan?
Mhs : Tidak pernah prof.
Prof : Katakan padaku, apakah kamu pernah mendengar suara Tuhanmu?
Mhs : Tidak pernah prof.
Prof : Pernahkah kamu menyentuh Tuhanmu, merasakan Tuhanmu, mencium keberadaan Tuhanmu? Pernahkah kamu mempunyai pengalaman dengan inderamu mengenai kehadiran Tuhan?
Mhs : Tidak pernah prof.
Prof : Lalu kamu masih percaya kepada-Nya?
Mhs : Ya.
Prof : Secara empiris, terukur, percobaan perlakuan, ilmu pengetahuan mengatakan, Tuhanmu tidak eksis. Apa yang dapat kamu katakana mengenai itu, nak?
Mhs : Tidak suatu apapun. Saya hanya mempunyai keyakinan saya.
Prof : Ya, keyakinan. Itulah yang dihadapi ilmu pengetahuan.
Mhs : Prof, apakah panas itu ada?
Prof : Tentu.
Mhs : Dan tentu juga ada yang namanya dingin?
Prof : Ya.
Mhs : Tidak prof. Itu tidak benar. (Ruang perkuliahan itu menjadi sangat hening)
Mhs : Prof, kau dapat merasakan panas. Lebih panas, super panas, mega panas, sedikit panas, atau tidak panas. Tetapi kita tidak mempunyai ‘dingin’. Kita dapat mencapai 458 derajat di bawah nol dimana tidak terdapat panas. Tetapi kita tidak dapat lebih dari itu. Tidak ada yang namanya dingin. Dingin hanyalah suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan ketidakadaan panas. Kita tidak dapat mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah lawan dari panas prof, hanya ketidakadaan dari panas. (Keheningan terasa saat mahasiswa tersebut berhenti bicara).
Mhs : Bagaimana dengan kegelapan prof? Apakah ada yang namanya kegelapan?
Prof : Tentu.Apakah malam itu jika tidak ada kegelapan?
Mhs : Kau salah lagi prof. Kegelapan adalah ketidakadaan dari sesuatu. Kau bisa mendapatkan cahaya redup, cahaya normal, cahaya terang, cahaya yang berkedip-kedip. Tetapi jika kau tidak mempunyai cahaya, kau tidak memiliki apapun & itu disebut kegelapan, bukan? Dalam realitas kegelapan itu tidak ada. Jika ada kau mampu membuat kegelapan semakin gelap bukan?
Prof : Jadi, apa maksudmu anak muda?
Mhs : Prof, maksudku adalah premis filosofimu terbantahkan.
Prof : Terbantah? Dapat kau jelaskan bagaimana?
Mhs : Prof, kau mencoba menjelaskan dalam premis dualitas. Kau berpendapat bahwa ada kehidupan & kemudian ada kematian, Tuhan yang baik & Tuhan yang jahat. Kau melihat konsep keTuhanan sebagai sesuatu yang terbatas, sesuatu yang dapat kita ukur. Prof, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan suatu pikiran. Pikiran menggunakan listrik & magnetik, tetapi tidak pernah terlihat, tidak pernah dipahami sepenuhnya oleh siapapun. Untuk melihat kematian sebagai lawan dari kehidupan adalah tidak peduli terhadap kenyataan bahwa kematian tidak dapat eksis sebagai hal yang substansial. Kematian bukanlah lawan dari kehidupan, hanya ketidakadaan kehidupan. Sekarang, katakan padaku prof, apakah kau mengajarkan mahasiswanu bahwa mereka hasil evolusi dari monyet?
Prof : Jika kau menarik referensi dari proses evolusi alam, tentu, saya mengajarkan hal tersebut.
Mhs : Pernahkah kau mengamati proses evolusi dengan mata kepalamu sendiri prof?
Prof : (Profesor tersebut menggelengkan kepalanya dengan sedikit tersenyum, mulai memahami kemana pembicaraan tersebut mengarah).
Mhs : Karena tidak ada seorang pun yang pernah mengamati bagaimana proses evolusi & bahkan tidak dapat menjelaskan bahwa proses ini masih terus berjalan, apakah kau tidak mengajarkan sesuatu yang hanya pendapatmu, prof?
(Kelas menjadi riuh dengan bisik-bisik pelan para mahasiswa)
Mhs : Apakah ada seseorang di kelas ini yang pernah melihat otak profesor?
(seketika terdengar tawa riuh dalam kelas)
Mhs : Apakah ada seseorang di sini yang pernah mendengar otak profesor, menyentuhnya, merasakannya, atau menciumnya?Tidak seorang pun bukan. Jadi, menurut ketetapan empiris, percobaan perlakuan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa profesor tidak mempunyai otak. Dengan segala hormat prof, jadi bagaimana kami dapat mempercayai kuliahmu, prof?
(Ruangan menjadi hening. Profesor memandang kepada mahasiswa tersebut, mukanya tidak dapat ditebak)
Prof : Aku rasa, kau & teman-temanmu harus melihatnya dengan keyakinan, nak.
Mhs : Tepat prof...penghubung antara manusia & Tuhan adalah KEYAKINAN. Itulah yang menjaga semua hal bergerak sebagaimana mestinya & kehidupan tetap berjalan.

Semoga bermanfaat....

Hasil pengamatan Tanin. IPN

please, click in here